Ibrahim
bin Adham : Pangeran jadi Pengelana
Kali ini kita berkenalan
dengan seorang aulia atau orang suci bernama Ibrahim bin Adham.
Sebelum
terjun menjadi seoprang sufi, dulunya ia adalah seorang pangeran dari kerajaan Balkh , yang sekarang ada di Negara Afghanistan . Namanya juga pangeran.
Hidupnya pasti bergelimang kemewahan. Udah gitu, lebih banyak santainya dan
hura-huranya, ketimbang ngurusin negaranya.
Enak ya?
Ternyata, nggak juga! Karena terlalu lama bermewah-mewah, bati Ibrahim mulai
gelisah. Ia ingin sekali mencari jalan untuk lebih dekat sama Allah. Tapi,
bagaimana caranya? Wong apa-apa udah di sediain. Mau apa aja tinggal dilayanin.
Uh……bosen!
Waktu terus
berlalu, dan sampailah Ibrahim pada jadual berburunya. Sebagai pangeran, ia
biasanya berburu di padang
rumput dan hutan-hutan, tentu aja dengan diiringi seabreg punggawa, pengawal
dan pelayan.
Pada suatu
malam, ketika usai memperoleh hasil berburu yang besar, Ibrahim tertidur lelap
di tendanya yang mewah. Mendadak, ia mendengar suara seperti seseorang berjalan
mondar-mandir di atas tendanya. Spontan ia berteriak,”Siapa Kamu? Apa yang kamu
lakukan di sini?”
Eh, suara
itu menjawab,”Aku sedang mencari untaku di sini!”
“Apa? Gila
kamu! Mana mungkin mencari unta di atas tendaku seperti ini?”
“Lho, kamu
juga, “ balas suara itu,”mana mungkin kau akan menemui Allah di atas kemewahan
seperti ini?”
Suara
itupun tiba-tiba menghilang. Ibrahim bin Adham terpana. Kata-kata itu langsung
nancep di hatinya, nyangkut dalem banget nimbus kebatinnya!nah, lho!
Iya, juga,
ya? Kalo diem aja di atas kemewahan, nggak tahu bagaimana penderitaan di luar sana , bagaimana ia akan
lebih mengenal dan merasakan nikmat-nikmat Allah?
Bener juga,
ya? Kita bisa tahu nikmat kekayaan, karena tahu rasanya kemiskinan. Tahu
nikmatnya sehat, Karen akita
sudah tahu rasanya sakit! Begitu seterusnya.
Duh, asli
deh, Ibrahim langsung jadi bête! Spontan ia bangkit dan meninggalkan tenda
mewahnya malam itu juga, dengan cara diam-diam. Sejak sat itu ia memutuskan
untuk pergi mengembara di jalan Allah. Ia tinggalkan hidupnya yang mewah dan
pergi mengembara mencari kebenaran sejati. Yang hebatnya, sebagai orang kaya
raya, Ibrahim enjoy aja tuh menikmati jalan hidup sederhana.
Tapi kalo
buat kamu-kamu, cara begini bukan buat mentaah-mentah ditiru, ya?bisa-bisa,
ayah dan ibu kamu kumat sakit jantungnya. Masak, kabur dari rumah bilangnya mau
ngikutin jejak Ibrahim bin Adham. Asal!
Yang
penting, niat Ibrahim yang mesti kita tiru : bersungguh-sungguh mencari kebaikan
di jalan Allah. Belajar denga tekun dan bikin orang tua kamu bahagia, itu juga
jalan Allah, lho….