Kisah
Seru Habib & Hasan Al Basyri
Dalam
bersikap dan meyakini pertolongan Allah, Habib boleh dibilang polos banget.
Suatu hari, tentara Al Hallaj mencari-cari dan mengejar Hasan Al Bashri. Al
Hallaj ini seorang panglima perang kerajaan, yang terkenal kejam sama
lawan-lawan politik Sulthan. Waktu itu, bisa dibilang Hasan Al Bashri termasuk
ulama yang vocal kalo udah ngomong soal ‘amar ma’ruf nahy munkar’. Pihak istana
mulai terasa gerah dengan omongan-omongannya, sehingga beliau dianggap pihak
yang perlu ‘diamankan’.
Nah, saat
dikejar-kejar itu, Hasan Al Bashri sampai ditempat Habib biasa menyepi untuk
beribadah. Beliau piker, karena Habib asalah muridnya, maka dia pasti bakal melindunginya
dari kejaran tentara Al Hallaj. Maka, tanpa ba-bi-bu lagi, ia langsung masuk
dalam pondokan Habib dan bersembunyi di sana .
Melihat itu, Habib diem aja.
Bener aja.
Nggak lama kemudian, rombongan tentara al Hllaj sampai juga di tempat itu.
“Hei,
apakah kamu lihat Hasan Al Bashri lewat sini?”
Tanya komandan pasukan garang.
“Aku nggak
tahu. Silakan aja kalian periksa sendiri,”
Jawab Habib enteng.
Tentara-tentara
itu segera menggeledah tempat Habib berteduh. Hasan al Bashri yang mendengar
jawaban Habib, kontan tercekat. Duh, kelewatan nih, si Habib. Bisa langsung
kena jarring deh, gue! Gitu kali ya, di pikiran Hasan waktu itu. Tapi anehnya,
seperti yang Hasan akui di kemudian hari, “Berkali-kali tentara Hallaj
menyentuh tubuhku, tapi tak seorangpun yang sepertinya melihatku.”
Akhirnya,
tentara al Hallaj pergi. Merasa situasi sudah aman terkendali, Hasan
pelan-pelan keluar dan menemui Habib, yang masih duduk tenang-tenang dan
tersenyum melihatnya. Hasan tetap aja nggak bisa menyembunyikan rasa dongkolnya.
“Habib,
kamu bener-bener murid yang nggak tahu diri. Bukannya kamu melindungi saya, eh,
kamu malah menyuruh tentara-tentara itu masuk,”ujarnya separuh kesal.
“Guru,”jawab
Habib sambil mesem, “Kalo tadi saya berbohong, niscaya mereka dengan gampangnya
menemui kamu. Tapi disaat mereka masuk tadi, aku berdo’a, ya Allah, lindungilah
Hasan. Dan ternyata, do’aku dikabulkan.”
Disaat yang
lain, Habib mendapat hadiah mantel bulu yang bagus, dan Hasan tahu itu. Suatu
hari, saat Hasan al Bashri lewat di sebuah pemandian yang ada di tepi sungai
Tigris, dia kaget melihat mantel bulu bagus milik Habib itu, tergeletak begitu
saja.
“Dasar
Habib orang Barbar,”gerutu Hasan dalam hati,
“Mantel bulu maha;l seperti ini seenaknya aja di tinggal
mandi.”
Khawati
kalo mantel milik muridnya hilang disikat maling, Hasan memutuskan menunggu
sambil menjaga mantel itu. Saat Habib keluar dari pemandian, wajahnya langsung
sumringah melihat Hasan.
“Wahai imam
kaum muslimin, apa yang kau lakukan di sini?”
“Habib,
lain kali, berhati-hatilah dengan barang milikmu sendiri. Ini barang
mahal,”sahut Hasan separu sebel, melihat wajah Habib yang seakan nggak berdosa
sebab sudah bikin dia nungguin mantelnya selama itu.
“Oh,
kutitipkan mantel itu sama Allah, dan kemudian Allah mengirimkan kamu untuk
menjaganya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar