Senin, 05 Oktober 2009

Preman Yang Shaleh


Fudhail bin Iyadh, Sang Preman Sholeh!

Kalo ada penjahat tapi sholeh, santun dan nggak mau menyakiti korbannya, maka berarti dia masih temennya Fudhail bin Iyadh.
Dalam berbagai kisah hidupnya yang sampai ke tangan kita, sebelum akhirnya dikenal sebagai seorang sufi dan ahli ibadah yang masyhur pada zaman keemasan Islam, Fudhail justru dikenal sebagai perampok!
Kamu boleh aja ketawa, tapi ini serius, lho! Fudhail adalah contoh unik kisah tobatnya seorang penjahat.
Jadi ceritanya, zaman kekhalifahan Baghdad dibawah pemerintahan sultan Harun Ar-Rasyid yang kondang itu, ada seorang pedagang yang dirampok dan dibegal oleh sekawanan penjahat. Yang membuat si pedagang heran, meski barang-barangnya dikuras, ia sama sekali tidak diikat apalagi disakiti. Malah, ia dibiarkan bebas. Alih-alih senang, ia malah heran. Akhirnya, ia bertanya pada salah seorang perampok.
“ Mas, mas pram! Mas perampok! Kenapa kalian nggak ikat aku?”
“ Oh itu. Nggak usaha heran, Pak. Soalnya, pimpinan kami melarang menyakiti korban.”
“ Heh? Yang bener kamu?”
“ iya. Kami hanya boleh mengambil, tapi, dilarang menyakiti. Tadinya kami sempat protes juga. Jadi perampok kok, nggak kejam, sih? Tapi, ya itulah yang diperintahkan pimpinan kami. Kami segan sama beliau. Jadinya ya……..kami patuh aja.”
“Siapa pimpinan kalian? Yang mana orangnya?” kejar si pedagang penasaran.
“Namanya bang Fudhail bin Iyadh. Tuh,” jawab si perampok sambil menunjuk kearah sebatang pohon besar,”dia ada di sana. Lagi dzikir.”
Lagi dzikir?
Bergegas si pedagang menghampiri pohon besar itu. Benar saja! Di sana ia melihat Fudhail sedang tekun berdzikir, diam dan menunduk.
Heh? Nggak salah, nih? Dia sampai ngucek-ngucek mata. Pimpinan rampok tapi lagi asyik dzikir? Nah, ini baru berita nih! Si pedagang mengucap salam, dan Fudhail menghentika dzikirnya, membalas salam.
“Maaf, maaf, Boss. Bagaimana mungkin, boss kan kepala geng rampok? Kok, bisa sih, seorang kepala rampok pada saat yang sama juga rajin berdzikir?”
Fudhail tersenyum, membetulkan letak duduknya, lalu menjawab,
“Apa….kamu baca Al-Qur’an? Kamu tahu kan, da ayat ini?”
Saya nggak dapet informasi ayat apa yang dibaca Fudhail buat menjelaskan kondisi dia saat itu. Konon, ayat itu berkaitan dengan kisah tentang orang yang, meski beriman, tapi masih lebih banyak ngelakuin amal yang jelek ketimbang amal perbuatan yang bagus. Meski begitu, diantara para ulama ada yang berpendapat kalo sebenarnya sih, Fudhail saat itu sudah bertaubat, Cuma memang ia belum mampu lepas dari dunia begalnya itu.
Tapi akhirnya Fudhail benar-benar bertaubat, ketika pada suatu hari ia berniat mencuri rumah seseorang. Nah, saat lagi ngendap-ngendap deketin jendela, eh, ternyata ada suara wanita yang lagi baca ayat-ayat Al-Qur’an! Tepat saat itu, ayat yang dibaca berbunyi:
“…Belumkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk menundukkan hati mereka dalam mengingat Allah?”
Itu memang ayat 16 surah Al Hadid. Waduh, untungnya Fudhail memang orang arab. Eh, maksudnya, dia jadi tahu arti ayat itu, gitu lho! Akibatnya, seketika itu tubuh Fudhail terasa beku bin lemes! Lewat suarawanita itu, aduh, Allah Ta’ala menegur dia banget. Tanpa sadar, air matanya menetes, menganak sungai, dan Fudhail melorot turun dari loteng rumah itu. Sambil nangis terisak-isak, di berkata,
“Ya,ya,ya….saat itu sudah tiba, saat bagi hati orang-orang beriman untuk tunduk mengingat Allah SWT. Sekarang waktunya aku taubat!”
Ampun, deh! Gak lagi-lagi, deh! Gitu kali ya, kalo pake bahasa kita sekarang? Sejak saat itu Fudhail bener-bener tobat, jadi hamba Allah yang saleh dan zuhud bahkan terhitung sebagai ahli hadits. (Percikan Cahaya Ilahi, hal. 174)
Jadi, jangan pernah sesumbar menganggap orang yang masih kesasar itu bakal nyasar selamanya! Bisa jadi, begitu orang itu taubat, dia bakal jauh lebih baik dari kita!
Masih doyan ngedrugs? Masih belum mau shalat? Masih suka malakin temen? Masih suka check in sama bukan muhrim? Buruan taubat aja deh. Lebih baik mantan preman ketimbang mantan santri. Yakn deh, kamu bahkan bisa lebih baik dari Fudhail, asal kamu mau. Ditunggu ya………….


Sumber :buku remaja bau sorga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar