Putra ABU Amir
Al-Makky
Abu
Amir al Maki dikenal sebagai seorang sufi. Agak beda dengan sufi-sufi lainnya,
yang biasanya jarang menyebut-nyebut istri, Abu Amir terkenal kesalehannya
bareng istrinya.
Mereka
tinggal di Mekkah. Kesalehan dan kebaikan hati mereka berdua sangat terkenal,
sehingga mereka sangat dihormati oleh tetangga-tetangga mereka. Apalagi, Abu
Amr juga dikenal sebagai ahli ilmu agama dan rajin mengajarkannya kepada semua
orang. Yah…jadi para tetangga lebih hormat deh ma beliau.
Nah,
Abu Amir ini memiliki seorang putra yang masih balita. Namanya juga anak anak
orang sholeh, sejak kecil anak itu sudah diajarkan untuk selalu mengingat Allah
SWT. Cuma, cara pengajarannya yang dilakukan oleh Abu Amir dan istrinya itu
sedikit unik. Salah satunya adalah waktu makan tiba.
Setiap
kali anak mereka minta makan, maka Abu Amir menyuruh sang anak untuk pergi ke
jendela dan berdo’a minta apa yang kira-kira ia pengen makan.
Namanya
juga anak-anak, maka do’anya kagak repot-repot amat. Jadi, anak itu biasanya
bakal nyebutin roti kesukaannya. “Ya Allah, beri aku roti….”
Nah,
saat anaknya berdo’a itulah, Abu Amir dan istrinya sibuk menyiapkan makanan
yang diminta oleh sang anak tersebut. Ketika siap, baru kemudian mereka
memanggil sang anak.
“Nah
anakku, lihat…..Allah telah mengabulkan do’a kamu, sayang!”.
Begitulah,
setiap hari beliau mendidik anaknya tersebut. Sampai suatu saat, Abu Amir dan
istrinya harus keluar rumah untuk suatu keperluan. Setelah sang anak
ditidurkan, mereka berdua kemudian pergi. Sayangnya perhitungan mereka sedikit meleset.
Semula mereka fikir pergi nggak bakal lama. Tapi, wah, urusan diluar itu malah
semakin panjang dan akibatnya mereka baru bisa kembali ke rumah saat dzuhur
hamper tiba.
Pada
saat itu Abu Amir dan istrinya ingat bahwa anak mereka belum makan. Dan yang
lebih merisaukan lagi, makanan itu belum mereka siapkan. Sambil bergegas
separuh panic, mereka buru-buru kembali ke rumah.
Tapi…….
Alangkah
kagetnya mereka ketika tiba di rumah. Semula mereka membayangkan putra mereka
sedang menangis karena lapar dan haus. Namun yang mereka temukan, si anak
sedang duduk tenang-tenang di ruang tengah, sambil mulutnya mengunyah roti dan
makanan lainnya, yang biasa mereka hidangkan.
Terheran-heran,
dengan hati-hati mereka bertanya pada si anak
“Anakku
sayang, siapa yang member semua makanan ini semua padamu?”
“Lho…..aku
kan tinggal
minta sama Dia yang memberiku roti setiap hari,” jawabnya tenang dan lugu.
Mendengar
hal itu, sadarlah Abu Amir dan istrinya, bahwa anaknya sudah mengenal Allah
SWT.
Jadi
kalo kita ingin Allah dekat sama kita, gantungkan saja harapan hanya
kepada-Nya. Insya Allah, akan banyak hal-hal luar biasa yang bakal menghampiri
keseharian kita.
Kagak
percaya?coba aja!
Sumber:
Teguh Iman Perdana dalam bukunya Remaja bau sorga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar