Bisyr Ibnu Al-Harits Si Kaki Telanjang
Nah,
sekarang kita kenalan yuk sama seorang sufi yang mulanya adalah penikmat dunia
banget, khususnya dunia gemerlap alias “Dugem”
Namanya
Abu Bisyr Ibnu Al-Harits Al-Hafi, beliau lahir di dekat Merv pada tahun 150
H/767 M, dan dijuluki si kaki telanjang. Ia hidup sezaman dan bahkan bertemu
dengan Imam Ahmad bin Hambal, seorang ulama ahli hukum islam terkenal. Ia wafat
di Baghdad pada
tahun 227 H/841 M. Ia dikagumi oleh Imam Ahmad Ibnu Hambal dan dihormati oleh
khalifah al Ma’mun.
Ketika
masih muda, akibat pergaulan, Bisyr gemar berfoya-foya. Pada masa itu, Baghdad sudah jadi kota
cosmopolitan dengan berbagai bangsa. Jadi, banyak diantara mereka yang
membentuk perkumpulan hura-hura di sana .
Nah, Bisyr adalah pemuda yang cool dan tampan, tak heran jika ia menjadi
bintang di berbagai perkumpulan “dugem” itu. Ia gemar minum anggur sampai
mabuk, dan pulang dalam keadaan teller. Begitulah setiap harinya si Bisyr itu.
Pada
suatu malam, dalam keadaan mabuk, Bisyr berjalan terhuyung-huyung menyusuru
lorong-lorong kota Baghdad untuk kembali ke rumahnya. Malam
telah larut dan sepi. Sementara lampu-lampu jalan berkelap-kelip dan bergoyang
ditiup oleh angin, tubuh Bisyr bergoyang karena teller, alias mabuk, persisi
gaya Jackie Chan di dalam filmnya saat ia keluarkan jurus mabuknya.
Tapi
, ah, ada-ada aja deh, cara Allah menegur hamba-Nya. Di sebuah jalan, tiba-tiba
Bisyr melihat secarik kertas tampak bergerak-gerak di tiup angin. Mata Bisyr
menyipit dan ia membungkuk memperhatikan kertas itu, yang tampak bertuliskan
sesuatu. Meski dalam keadaan teller, Bisyr masih sempat membacanya. Wah,
ternyata di kertas tersebut bertuliskan lafadz Allah.
Waduh,
meski dalam keadaan teller, Bisyr kaget buka main. Diciuminya kertas itu dengan
gemetar, lalu ia menyimpan kertas itu dalam lipatan bajunya dengan hati-hati. Sampai
di rumah, ia member harum-haruman pada kertas itu, diletakkannya kertas itu
pada atas lemari dan kemudian ia pun rebah tertidur dengan pulasnya. Ah, dasar
prema sholeh!
Malam
itu juga, seorang sufi yang tinggal di kota Baghdad , bermimpi.
Seorang malaikat datang kepadanya, dan menyuruhnya untuk pergi menemui Bisyr.
Dalam mimpinya, malaikat itu berkata, “Katakan pada Bisyr bahwa Allah SWT
mengirim salam kepadanya, karena telah menjaga dan memuliakan nama-Nya.”
Sang
sufi kaget dan terbangun. “Nggak mungkin!” Gumamnya. “Bisyr kan , seorang pemabuk. Aku pasti digoda
syaiton.”
Sang
sufi lalu berwudhu dan kembali tidur. Namun lagi-lagi mimpi itu datang lagi.
Kedua kali, ia masih belum mau percaya. Ia kembali berwudhu dan tidur lagi.
Namun, karena dalam tidurnya ia kembali bermimpi hal yang sama, sang sufi sadar
bahwa mimpi itu bukan sekedar bunga tidur.
Keesokan
harinya, sufi itu pergi mencari Bisyr. Masya Allah, dia menjumpai Bisyr di
tengah pasar, dan seperti biasanya, Bisyr sedang minum anggur bersama
teman-temannya. Sang sufi hanya bisa mengelus dada, namun ia ingat akan pesan
malaikat dalam mimpinya yang harus ia sampaikan pada pemuda yang bergajulan
itu.
“Assalamu’alaikum,
mas Bisyr! Maaf ni, kalo saya ganggu. Lagi sibuk ya?”
Bisyr
sempat kaget juga ditegur orang tua itu. Kalo yang menegur keamanan pasar sih,
biasa. Tapi orang tua ini, ya ampun. Bisyr sampai menyembunyikan botol
anggurnya saking malunya. Yang menegurnya adalah seorang sufi ahli ibadah.
Malu-malu, Bisyr menjawab,
“Oh,
eh, ya…nggak juga sih. Ada
apa, oom, eh, tuan sufi?”
Sang
sufipum menceritakan mimpi yang dialaminya semalam. “Nah, Bisyr, kamu tuh,
dapet salam dari Allah SWT, karena kamu telah menjaga dan memuliakan nama-Nya.”
Usai
ngomong begitu, sang sufi segera pergi, meninggalkan Bisyr yang termangu.
Barulan Bisyr sadar dan ingat pada kertas bertuliskan lafadz Allah yang ia
simpan malam itu. Lama dia berfikir. Perlahan-lahan, entah datang darimana,
muncul perasaan gelisah luar biasa. Sampai akhirnya, tiba-tiba Bisyr teriak:
“Aduh,
kalo gitu, tentu saya nggak pantes lagi terbenam dalam hal-hal semacam ini.”
Spontan
Bisyr membuang botol anggur yang sedang ia pegang, dan lari pontang-panting
meninggalkan teman-temannya yang terbengong-bengong menyaksikan kejadian itu.
Dikisahkan,
Bisyr menangis sejadi-jadinya, karena tobat dan malu abis sama Allah. Sejak
itulah dia berpaling dari dunia gemerlapnya, dan menekuni jalan para sufi.
Nah,
sejak ia tekun di jalan Allah itulah, Bisyr berubah total. Sederhana abis!
Konon, selama empat puluh tahun, Bisyr pengen banget makan daging panggang,
tapi ia kagak punya uang untuk membelinya. Selama bertahun-tahun hatinya pengen
makan buncis, tapi kagak kesampaian. Ia juga konon sampe nggak pernah minum air
yang berasal dari sumber air yang digali pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar