Kenapa
Bisyr Bertelanjang kaki
Sejak
kejadian itu, Bisyr bertobat abis. Hari-hari dugemnya lewat, berganti dengan
hari-hari mukti alias mendekatkan diri kepada Allah SWT di masjid. Air matanya
sering bercucuran karena malu mengingat dosa-dosa yang telah ia lakukan.
Dikisahkan,
saking sangat seriusnya bertobat, Bisyr nggak segan mendatangi Imam Ahmad bin
Hanbal, seorang imam dan tokoh hukum islam yang terkenal pada masanya. Pada
Imam Ahmad, Bisyr meminta bimbingan agar bisa ibadah lebih baik dan lebih baik
lagi.
Subhanallah.
Ternyata Bisyr justru lebih giat ibadahnya. Lama-lama, ketekunan Bisyr
mendekatkan diri kepada Allah, jadi mahsyur, jadi terkenal dimana-mana. Dari
seorang dugemers, ia kini malah kondang sebagai seorang sufi yang begitu asyik
mencintai Allah, lebih dari seseorang yang merindukan seorang kekasihnya.
Bahkan,
Imam Ahmad bin Hanbal yang membimbingnya bertaubat kepada Allah, pada akhirnya
malah gentian sering berkunjung ke rumah Bisyr. Soalnya, Imam Ahmad merasa
bahwa ketaatan ibadah Bisyr justru lebih bagus daripada dirinya. Emang dasar
Imam Ahmad orangnya rendah hati juga, sih. Maka, jika bertemu, biasanya Imam
Ahmad bin Hanbal berkata, “Wahai Bisyr, ceritakan kepadaku tentang tuhanku.”
Dari seorang
pemuda gaul yang tukang ngedrugs, preman yang tukang bikin onar, Bisyr kini
dikenal sebagai pemuda alim, amat taat dan dekat kepada Allah SWT. Oya,
sedemikian malunyanya Bisyr sama Allah, suatu hari Bisyr bertekad nggak akan
mau lagi pakai alas kaki alias nyeker nggak pake sandal. Ketika ditanya kenapa
beliau melakukan itu, Bisyr menjawab,
“Aku udah
begitu banyak berbuat dosa, oleh sebab itu aku malu banget sama Allah.
Karenanya, aku merasa nggak pantes menginjak bumi-Nya yang suci ini sambil
pakai sepatu atau sesuatu.”
Jadi, sejak
saat itu, karena ogah pake alas kaki, kini Bisyr dikenal dengan julukan baru:
Bisyr “si kaki telanjang”. Eh, konon, sejak saat itu, tak satupun binatang
tunggangan, seperti keledai dan unta, yang buang hajat sembarangan di jalan-jalan
kota Baghdad .
Seolah-olah, binatang-binatang itu nggak mau mencemari kaki Bisyr dengan
kotoran mereka.
Yah,
begitulah. Sampai suatu hari, seorang sufi berjalan memasuki ota Baghdad dengan keledai
tunggangannya. Tiba-tiba ia terkejut melihat keledainya membuang hajat di
tengah jalan. Keledainya menunduk sedih dan berseru, “Wahai, Bisyr si kaki
telanjang telah tiada.”
Wah,
ternyata benar!saat itu, Bisyr memang wafat dengan tenang. Sang sufi tahu hal
itu, karena saat Bisyr masih hidup, keledai-keledai tak mau membuang hajat
sembarangan. Jadi, begitu keledai sudah buang hajat sembarangan, itu artinya
Bisyr memang sudah tiada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar