Abu
Yazid & Nasihat Seekor Anjing
Kisah
ini juga lagi-lagi menunjukkan kerendahhatian yang justru jadi cirri yang
kental dari seorang sufi yang soleh.
Oya,
sebelum kamu bingung, kisah ini kayaknya lebih merupakan perlambangan, karena
lucu juga kalo tiba-tiba anjing bisa ngomong. Kayak di film Hollywood
aja.
Maksud saya
gini. Konon, suatu hari, Abu Yazid lagi jalan-jalan ketika seekor anjing
berlari di sampingnya. Abu Yazid spontan mengangkat jubahnya, karena takut kena
najis. Sebetulnya sih, mungkin tindakan itu wajar aja, kan ? Melihat hal itu, eh, nggak
disangka-sangka, si anjing tiba-tiba ngomong,
“Kalo saya
kering, saya sama sekali nggak merugikan kamu. Kalo saya basah, tujuh air dan
tanah akan mendamaikan kita. Tapi kalo kamu mengangkat jubahmu seperti orang
yang sok suci dan munafik, kamu nggak bakal pernah jadi bersih, nggak bakal
pernah, walaupun kamu mandi di tujuh samudera.”
Abu Yazid
kaget, tapi beliau buru-buru sadar kalo ini bukan adegan film ‘dr. Doolittle’
nya Eddy Murphy. Eh , maksud saya, Abu Yazid sadar, ini anjing ngomong gini,
pasti ada yang nyuruh. Jadi, dengan menahan malu, beliau bilang, “ Kamu nggak
suci di luar, sedangkan saya nggak suci di dalam. Mari kita bekerja sama.
Semoga usaha bersama kita berdua menjadikan kita berdua suci.”
“Kamu nggak
patut jadi rekanku dan berkelana bareng aku, “ jawab anjing itu, “karena aku
ditolak oleh seluruh manusia, sedangkan kamu diterima dikalangan manusia. Setiap
orang yang berpapasan denganku bakal melempar batu ke arahku; mereka itulah
yang menjulukimu raja para sufi. Tapi, aku nggak pernah menyimpan sepotong
tulangpun untuk esok hari. Sedangkan kamu, menimbun satu tong penuh gandum buat
esok hari.”
Bisa aja
ya, anjing itu ngomong? Seolah-olah dia mau bilang, meski dia (anjing) di
pandang hina di mata manusia, kalo soal yakin sama rejeki Allah, dia (anjing)
lebih yakin ketimbang Abu Yazid, gitu kira-kira maksudnya.
Sebetulnya,
soal kepasrahan diri terhadap Allah ini merupakan tema favorit kaum sufi,
sehingga diantara mereka kadang-kadang suka rada-rada ekstrim dalam bersikap. Maksudnya,
kalo emang pasrah dan yakin bakal sama rejeki Allah, jangan sampai nimbun
makanan, dong! Kayak nggak yakin aja kalo besok Allah bakal ngasih elo rejeki!
Gitu maksudnya.
Tapi hemat
saya, nggak perlu seekstrim itu, karena biar bagaimanapun, Allah juga nyuruh
kita mempersiapkan diri buat hari esok, kok! (QS. Al Hasyr (59) : 18)
Tapi
okelah, kembali ke kisah Abu Yazid dan anjing itu. Konon jawaban seekor anjing
itu bikin Abu Yazid rada-rada syok juga.
“Aduh saya
nggak pantes untuk beperjalanan bersama seekor anjing”, ujar Abu Yazid, saking
merasa malunya udah bersikap rada sombong, “lalu bagaimana mungkin saya
berjalan sama Sang Abadi dan Kekal? Maha Suci Allah, yang mendidik makhluk
terbaik dengan perantara makhluk terburuk”.
Hati Abu
Yazid begitu sedihnya, sampe dia merasa kehilangan harapan untuk menjadi hamba
Allah yang patuh juga sampai-sampai dia bilang sama dirinya sendiri,
“Saya akan
pergi ke pasar dan membeli sebuah korset (biasa dikenakan sebagai cirri
orang-orang non-muslim pada saat itu), saya akan ikat pinggang saya dengannya,
agar reputasi saya pudar dimata manusia”. Maksudnya apa, Abu Yazid sampe begitu
kerasnya pengen menghukum diri, gara-gara malu bersikap sombong kayak gitu!
Maka Abu
Yazid pun pergi mencari korset. Dan di sebuah took di pasar, dia lihat orang
yang menjual korset. Abu Yazid pikir, “paling-paling harga korset ini Cuma satu
dirham.
“Berapa
harga korset ini?”Tanyanya pada si penjual.
“Sribu
dinar, “ jawab si penjual.
“Terang aja
Abu Yazid kaget. MAHAL BENER! Sampai-sampai dia menundukkan kepala saking
kagetnya, kok jadi gini? Nah, di saat itulah Abu Yazid mendengar bisikan,
“Abu Yazid,
kamu sadar nggak?mereka nggak akan menjual korset untuk mengikat punggung
orang-orang seperti kamu seharga kurang dari seribu dinar!”
Mendengar
hal itu, hati Abu Yazid gembira, karena akhirnya dia sadar, kalo Allah peduli
sama hamba-Nya. Jadi, intinya jangan cepat dan gampang putus asa, kalo ngerasa
pernah berbuat salah.
Inget lho,
kasih sayang dan ampunan Allah, lebih dari yang kita bayangkan, kok!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar