Keikhlasan
Juanid al Baghdadi
Nama lengkapnya adalah
Abul Qasim al Junaid ibnu Muhammad al Khazzaz al Nihawandi, atau dia lebih
popular dengan sebutan Junaid al Baghdadi.
Bapaknya
sih, seorang pedagang barang pecah belah, tapi saat yang sama, Junaid juga
keponakan dari Sarri as Saqathi, yang juga kondang sebagai sufi besar.
Belakangan, Junaid juga memimpin sebuah mazhab sufi yang besar dan berpengaruh.
Ia wafat di Baghdad
pada tahun 298 H/ 910 M. salah satu keistimewaan Junaid, dia dikenal mempunyai
keikhlasan yang luar biasa banget. Kisah ini adalah contohnya.
Ceritanya,
suatu malam seorang pencuri memasuki kamar Junaid. Setelah longok sana longok sini, itu
maling ngeliat nggak ada apa-apa di dalam kamar Junaid kecuali sehelai pakaian.
Dasar maling, pakaian cuma segitu-gitunya disikat juga! Maka, saat Junaid
terbangun besok paginya, dia juga langsung sadar alo pakaian kesayangannya itu
udah raib dicuri orang.
Tapi Junaid
santai aja. Tak lama kemudian dia keluar untuk satu keperluan, dan lewat di
sebuah pasar. Eh, Junaid lantas melihat, pakaiannya ada di tangan seorang
pedagang, yang tengah menawarkannya pada seorang lelaki. Junaid mendekat untuk
memastikan. Wah, ternyata bener! Nah, saat dia mendekat itulah, Junaid denger
si calon pembeli ngomong gini:
“Sebelum
membelinya, saya pengen kamu menghadirkan seorang untuk bersaksi, kalo pakaian
ini emang bener-bener milik kamu.”
Nah lho! Si
pedagang langsung garuk-garuk kepala. Terang aja dia bingung, wong itu baju
juga dia dapat dari maling! Istilah sekarang sih, dia emang tukang tadah. Tapi,
gimana mau ngaku, coba? Nah, mendengar itu, Junaid langsung mendekat dan
berkata,
“saya siap
untuk bersaksi kalo pakaian ini emang bener-bener miliknya.”
Wah, lelaki
itu seneng banget. Apalagi yang bersaksi itu orang soleh macem Junaid! Akhirnya
dia jadi membeli pakaian itu. Junaid tersenyum, dan dengan entengnya, diapun
pergi.
Nah, kisah
ini Cuma sekedar gambaran kalo diantara ciri-ciri yang sangat kental dari para
sufi adalah keikhlasannya dalam berbuat kebajikan. Mungkin contoh Junaid ini
rada ekstrim kali ya, kok baju sendiri aja rela dilepas? Tapi hemat saya,
esensi perbuatan Junaid adalah keikhlasannya berbuat baik pada orang lain,
meski kelihatannya itu merugikan diri sendiri.
Dan, kalo
aja diantara kita udah punya sifat kayak gini, seneng berbuat baik dengan
ikhlasan karena Allah, ya jangan heran kalo Allah SWT akhirnya jadi sayang sama
yang bersangkutan, karena: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berbuat kebajikan….” Gitu berulang-ulang dibilang dalam Al-Qur’an.
Dan, ini
janji Al Qur’an juga nih: “Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah
(maksudnya kebaikan), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk dirinya sendiri;
dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat bagi dirinya
sendiri…” (17:15)
Bahkan,
“Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh yang lebih baik dari
padanya,” (27:89)
Guys, yakin
deh, meski nggak ada yang tahu kita lagi berbuat baik, Allah SWT pasti tahu,
dan pasti Allah SWT bakal bales. Kalo nggak yakin, jalanin aja dan nantinya
kejutan demi kejutan dalam hidup kamu!
Hayo, siapa
yang pengen dicintai sama Allah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar