Senin, 05 Oktober 2009

Bangun tidur.......jangan tidur lagi


Manfaat Bangun Lebih Pagi
Mengapa harus bangun lebih pagi, sementara mata masih mengantuk dan tubuh masih terasa lemah? Aristoteles mengatakan bahwa kebiasaan bangun bagi sebelum matahari terbit, mampu membuat kita menjadi lebih sehat, sejahtera dan bijaksana. Dengan membiasakan bangun sebelum matahari terbit, produltivitas kita akan meningkat, badan terasa lebih sehat dan semangat untuk mencapai tujuan yang sudah kita tetapkan akan meningkat. Hal ini akan membuat hidup kita menjadi lebih sejahtera.
Bangun pagi bukanlah kebiasaan bawaan seseorang, artinya setiap orang akan mampu bangun pagi jika dia mau mengusahakannya. Meskipun kita terbiasa tidur larut malam, kita tetap akan mampu bangun pagi jika kita mau berusaha. Berikut ini ada beberapa cara untuk membangun kebiasaan bangun pagi:
1. Tidur pada jam tertentu dan bangun pagi pada jam tertentu pula, kita bisa melakukaanya dengan bantuan alarm hp atau jam beker. Tetapi, membiasakan tidur pada jam tertentu justeru dapat meningkatkan produktifitas. Jika kita beranjak tidur saat belum mengantuk, maka kita memerlukan waktu beberapa menit atau bahkan beberapa jam agar kita dapat tertidur lelap, kemudian bangun pada waktu yang sudah ditentukan melalui alarm. Jika kita menghabiskan waktu 1 jam untuk persiapan tidur, maka dalam waktu seminggu kita telah menghabiskan waktu 7 jam atau hampir setara dengan satu hari kerja, waktu kita terbuang sia-sia bukan? Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa insomnia (penyakit susah tidur) disebabkan oleh memaksakan tidur pada saat kita belum mengantuk.
2. Tidur mengikuti kehendak tubuh. Menurut metode ini, kita harus tidur jika kita telah benar-benar mengantuk dan bangun jika tubuh kita telah benar-benar terasa segar atau cukup tidur. Jika mengikuti metode ini, kemungkinan besar kita akan tidur melebihi batas yang wajar (misal: 8 jam) dan kita takkan mampu bangun pada waktu yang tetap. Akibatnya kita akan sering terlambat ke kantor atau sekolah.
3. Tidur setelah mengantuk dan bangun pada waktu tertentu. Metode ini merupakan kombinasi dari metode 1 dan 2, mungkin metode ini merupakan yang paling efektif untuk membiasakan bangun pagi pada diri kita. Pergilah tidur jika sudah benar-benar mengantuk, sehingga kita hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja sampai dapat tertidur lelap.
Sebagai indikator mengantuk, kita bisa menentukannya sendiri dan disesaikan dengan kebiasaan kita. Misalnya, jika kita menguap 3 saat membaca satu halaman buku, maka itu berarti kita sudah mengantuk. Atau jika kita menguap 3 kali saat mendengarkan 1 buah lagu berdurasi 5 menit, maka kita sudah menngantuk. Tetapkan indikator mengantuk untuk diri Anda sendiri. Kemudian tetapkan waktu bangun tidur Anda, misalkan jam 5 pagi (ingat: Anda harus bangun sebelum matahari terbit!). Saat alarm bangun pagi berbunyi, segeralah buka mata Anda, lakukan peregangan secukupnya dan lanjutkan dengan sit up ringan. Kemudian turunlah dari tempat tidur, gosok gigi dan minum air putih hangat. Badan Anda pasti akan terasa lebih segar, sehat dan siap untuk menghadapi tantangan dan meraih tujuan untuk hari itu. Lakukan kebiasaan baru ini selama beberapa hari secara berturut-turut, sehingga Anda akan merasa bahwa kebiasaan bangun pagi tadi telah berjalan secara alami dan tanpa ada rasa terpaksa saat melakukannya.
Jadi, resep bangun pagi adalah: pergi tidur saat telah mengantuk, bangun pada waktu tertentu dan tetap, kemudian lakukan hal ini berkali-kali sampai kita merasa bahwa ritme bangun tidur kita sudah berjalan secara alami. Jika kebiasaan bangun pagi ini telah berhasil dilakukan, jangan pernah meninggalkannya meskipun pada akhir pekan atau hari libur.

Sumber, Blog tetangga sebelah

DOSA...!


7 Macam Dosa Besar



2. Tujuh Macam Dosa Besar

Rasulullah Saw. bersabda :

اِجْتَنِبُواالسَّبْعَ الْمُوْ بِقَاتِ اَلشِّرْكُ بِاللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِىْ حَرَّمَ اللهُ اِلاَّ بِالْحَقِّ وَاٰكِلُ الرِّبَا وَاٰكِلُ مَالِ الْيَتِيْمِ وَالتَّوَ لِّى يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْ فَ الْمُحْصَنَا تِ الْغَا فِلاَ تِ الْمُؤْ مِنَا تِ. ﴿ رواه البخار ى و مسلم. ﴾
Artinya :
Jauhilah tujuh macam dosa yang bertingkat - tingkat (besar), diantaranya ialah :
1.                              Mempersekutukan Allah
2.                              Sihir
3.                              Membunuh diri yang diharamkan Allah kecuali dengan hak.
4.                              Makan harta riba
5.                              Makan harta anak yatim
6.                              Lari dari peperangan
7.                              Menuduh wanita yang berimana yang tidah tahu menahu dengna perbuatan buruk dengan apa yang difitnakan kepadanya.
(HR Bukhari dan Muslim)

Seorang ulama’ Ahlul Bait Abu Abdillah Ja’far bin Muhammad Shadiq merinci dasa-dosa besar sebagai berikut:

a. Pertama syirik kepada Allah swt. Tentang hal ini Allah swt berfirman, yang artinya :
“Sesungguhnya, A/lah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dike­ hendaki-Nya
(an Nisaa’:4S)
“… Sesungguhnya, orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga (al-Maa’idah:72)”

b. Keduaadalah ber­putus asa dari mendapatkan rahmat Allah swt. Allah swt berfirman mengenai hal ini
“… Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. ‘ (Yusuf: 87)”

c. Ketigaadalah merasa aman dari ancaman Allah swr. Allah swt berfirman tentang hal ini,
“… Tiadalah yang merasa aman dari azab A/lah kecua/i orang-orang yang merugi. ‘(al-A’raaf: 99)”

d. Keempat adalah berbuat durhaka kepada kedua orang tua. Karena,Allah swr menyifati orang yang berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya sebagai orang yang jabbaar syaqiy ‘orang yang sombong lagi celaka’. Tentang hal ini Allah swt berfirrnan,
“‘Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. ‘(Maryam: 32)”

e. Kelimaadalah membunuh. Tentang hal ini Allah swt berfirman,
“‘Dan, barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya…….. ‘(an-Nisaa’: 93)”
f. Keenam adalah menuduh wanita baik-baik berbuat zina. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“‘Sesunggubnya, orang-orangyang menudub wanita-wanita yang baik-­baik, yang lengab lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akbirat, dan bagi mereka azab yang besar.’ (an-Nuur: 23)

g. Ketujuh adalah memakan riba. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
““Orang-orangyang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri mela­inkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila ‘(al-Baqarah: 275)”

h. Kedelapanadalah lari dari medan pertempuran. Maksudnya, saat kaum muslimin diserang oleh musuh mereka, dan kaum muslimin maju mempertahankan diri dari serangan musuh itu, kemudian ada seorang muslim yang melarikan diri dari pertempuran itu. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“‘Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau bendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesunggubnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allab, dan tempatnya ialah neraka jabannam. Dan, amat buruklab tempat kembalinya. ‘(al-Anfaal: 16)”

i. Kesembilanadalah memakan harta anak yatim. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“‘Sesunggubnya, orang-orangyang memakan barta anakyatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenub perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). ‘(an-Nisaa ‘: 10)”

j. Kesepuluhadalah berbuat zina. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“Barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosanya, (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada bari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu… ‘(al-Furqaan: 68-69)”

Tentang menyembunyikan persaksian, adalah seperti difirmannkan oleh Allah SWT,
“Dan janganlab kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan, barangsiapa yang menyembunyikannya maka sesunggubnya ia ada­lab orang yang berdosa batinya
(al-Baqarah: 283)”
k. Kesebelas adalah sumpah palsu, yaitu jika seseorang ber­sumpah untuk melakukan sesuatu perbuatan, namun ternyata ia tidak mela­kukan perbuatan itu. Atau, ia bersumpah tidak akan me1akukan sesuatu perbuatan, namun nyatanya ia kemudian me1akukan perbuatan itu. Tentang ha.l ini Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya, orang-orang yang menukar janji( nya ckngan) Allah dan sumpah-sumpah mereka ckngan harga yang sedikit, mereka itu tidak rnendapat bagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada han kiamat dan tidak (pula) akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yangpedih. ‘ (Ali Imran: 77)”

l. Kedua belas adalah berbuat khianat (curang) atas harta ram­pasan perang. Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“Barangsiapa yang berkhianat (curang) clalam urusan rampasan perang itu, maka pada han kiamat ia akan clatang membawa apa yang dikhianatkannya itu ‘(Ali Imran: 161)”

m. Ketigabelas adalah meminum khamar (minuman keras). Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya (meminum) khamar, ber1judi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan Maka,jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu men­dapat keberuntungan (al-Maa ‘idah: 90)”

n. Keempat belas adalah meninggalkan shalat. Tentang hal ini Al­lah SWT berfirman,
“ Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?’ Mereka menjawab, ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.” (al-Muddatstsir: 42-43)

o. Kelima belas adalah melanggar perjanjian dan memutuskan tali silaturahmi. Karena, tali silaturahmi adalah salah satu ikatan yang dipe­rintahkan oleh Allah SWT untuk disambung. Tentang hal iniAllah SWT ber­firman,
“(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah per­janjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkanAllah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi. ‘(al-Baqarah: 27)”

Dengan demikian, semua perbuatan dosa tadi adalah bagian dari dosa besar, sesuai dengan keterangan nash Al-Qur’an. Dan, masing-masing dosa besar tadi mengandung hikmah, seperti yang diungkapkan oleh Ja’far Shadiq Saat ia ditanya oleh Ibnu Ubaid tentang apa itu dosa besar, Ja’farShadiq dengan percaya diri menjawabnya dengan urutan seperti tadi. Penyebutan urutan tadi pun diungkapkannya dengan tanpa perlu berpikir lama, yang menunjukkan bahwa masa1ah ini te1ah tertanam dalam otaknya, apalagi jika disadari bahwa ayat-ayat itu terdapat secara acak dalam pelbagai surah dalam A Qur’an. Sehingga, untukmenyebutkannya ia harus mengutip dan mengtip dan mengumpulkannya dari sana-sini. Hal ini juga menunjukkan bahwa ia benar-benar te1ah mendalami rahasia-rahasia kandungan Al-Qur’ an.

Qowaidul Khomsah

Sumber Hukum Islam ada beberapa  yakni :
- Al-Quran
- Hadits atau Sunnah
- Ijma Ulama
- Qiyas

dalam menetapkan ushul fiqih, maka ada beberapa kaidah yang harus diingat..
ﺍﻷﻣﻭﺭ ﺑﻣﻗﺎﺻﺩﻫﺎ
ﺍﻟﻳﻗﻳﻥ ﻻﻳﺯﺍﻝ ﺑﺎﻟﺷﻙ
ﺍﻟﻣﺷﻗﺔ ﺗﺟﻟﺏ ﺍﻟﺗﻳﺳﻳﺭ
ﺍﻟﺿﺭﺭ ﻳﺯﺍﻝ
ﺍﻟﻌﺎ ﺩﺓ ﻣﺣﻛﻣﺔ
1. Setiap Perkara itu tergantung pada niatnya
2. Keyakinan itu tidak dapat dihilangkan dengan keraguan
3. Kesulitan dapat menarik kemudahan
4. Sesuatu yang membahayakan itu harus dihilangkan
5. Adat atau kebiasaan bisa menjadi hukum

Preman Yang Shaleh


Fudhail bin Iyadh, Sang Preman Sholeh!

Kalo ada penjahat tapi sholeh, santun dan nggak mau menyakiti korbannya, maka berarti dia masih temennya Fudhail bin Iyadh.
Dalam berbagai kisah hidupnya yang sampai ke tangan kita, sebelum akhirnya dikenal sebagai seorang sufi dan ahli ibadah yang masyhur pada zaman keemasan Islam, Fudhail justru dikenal sebagai perampok!
Kamu boleh aja ketawa, tapi ini serius, lho! Fudhail adalah contoh unik kisah tobatnya seorang penjahat.
Jadi ceritanya, zaman kekhalifahan Baghdad dibawah pemerintahan sultan Harun Ar-Rasyid yang kondang itu, ada seorang pedagang yang dirampok dan dibegal oleh sekawanan penjahat. Yang membuat si pedagang heran, meski barang-barangnya dikuras, ia sama sekali tidak diikat apalagi disakiti. Malah, ia dibiarkan bebas. Alih-alih senang, ia malah heran. Akhirnya, ia bertanya pada salah seorang perampok.
“ Mas, mas pram! Mas perampok! Kenapa kalian nggak ikat aku?”
“ Oh itu. Nggak usaha heran, Pak. Soalnya, pimpinan kami melarang menyakiti korban.”
“ Heh? Yang bener kamu?”
“ iya. Kami hanya boleh mengambil, tapi, dilarang menyakiti. Tadinya kami sempat protes juga. Jadi perampok kok, nggak kejam, sih? Tapi, ya itulah yang diperintahkan pimpinan kami. Kami segan sama beliau. Jadinya ya……..kami patuh aja.”
“Siapa pimpinan kalian? Yang mana orangnya?” kejar si pedagang penasaran.
“Namanya bang Fudhail bin Iyadh. Tuh,” jawab si perampok sambil menunjuk kearah sebatang pohon besar,”dia ada di sana. Lagi dzikir.”
Lagi dzikir?
Bergegas si pedagang menghampiri pohon besar itu. Benar saja! Di sana ia melihat Fudhail sedang tekun berdzikir, diam dan menunduk.
Heh? Nggak salah, nih? Dia sampai ngucek-ngucek mata. Pimpinan rampok tapi lagi asyik dzikir? Nah, ini baru berita nih! Si pedagang mengucap salam, dan Fudhail menghentika dzikirnya, membalas salam.
“Maaf, maaf, Boss. Bagaimana mungkin, boss kan kepala geng rampok? Kok, bisa sih, seorang kepala rampok pada saat yang sama juga rajin berdzikir?”
Fudhail tersenyum, membetulkan letak duduknya, lalu menjawab,
“Apa….kamu baca Al-Qur’an? Kamu tahu kan, da ayat ini?”
Saya nggak dapet informasi ayat apa yang dibaca Fudhail buat menjelaskan kondisi dia saat itu. Konon, ayat itu berkaitan dengan kisah tentang orang yang, meski beriman, tapi masih lebih banyak ngelakuin amal yang jelek ketimbang amal perbuatan yang bagus. Meski begitu, diantara para ulama ada yang berpendapat kalo sebenarnya sih, Fudhail saat itu sudah bertaubat, Cuma memang ia belum mampu lepas dari dunia begalnya itu.
Tapi akhirnya Fudhail benar-benar bertaubat, ketika pada suatu hari ia berniat mencuri rumah seseorang. Nah, saat lagi ngendap-ngendap deketin jendela, eh, ternyata ada suara wanita yang lagi baca ayat-ayat Al-Qur’an! Tepat saat itu, ayat yang dibaca berbunyi:
“…Belumkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk menundukkan hati mereka dalam mengingat Allah?”
Itu memang ayat 16 surah Al Hadid. Waduh, untungnya Fudhail memang orang arab. Eh, maksudnya, dia jadi tahu arti ayat itu, gitu lho! Akibatnya, seketika itu tubuh Fudhail terasa beku bin lemes! Lewat suarawanita itu, aduh, Allah Ta’ala menegur dia banget. Tanpa sadar, air matanya menetes, menganak sungai, dan Fudhail melorot turun dari loteng rumah itu. Sambil nangis terisak-isak, di berkata,
“Ya,ya,ya….saat itu sudah tiba, saat bagi hati orang-orang beriman untuk tunduk mengingat Allah SWT. Sekarang waktunya aku taubat!”
Ampun, deh! Gak lagi-lagi, deh! Gitu kali ya, kalo pake bahasa kita sekarang? Sejak saat itu Fudhail bener-bener tobat, jadi hamba Allah yang saleh dan zuhud bahkan terhitung sebagai ahli hadits. (Percikan Cahaya Ilahi, hal. 174)
Jadi, jangan pernah sesumbar menganggap orang yang masih kesasar itu bakal nyasar selamanya! Bisa jadi, begitu orang itu taubat, dia bakal jauh lebih baik dari kita!
Masih doyan ngedrugs? Masih belum mau shalat? Masih suka malakin temen? Masih suka check in sama bukan muhrim? Buruan taubat aja deh. Lebih baik mantan preman ketimbang mantan santri. Yakn deh, kamu bahkan bisa lebih baik dari Fudhail, asal kamu mau. Ditunggu ya………….


Sumber :buku remaja bau sorga