Rabu, 11 November 2009

Cerita Sahabat Muslim 19


Abu Yazid Busthami & Pemuda Gambus



            Kisah ini tentang Abu Yazid Busthami, (yang sama sekali nggak ada hubungannya sama Iyet Bustami, penyanyi dangdut pelantun “Laksamana diraja”itu).karena ketaatannya dan ibadahnya yang luar biasa, sampai-sampai beliau dijuluki ‘Raja Sufi’.
                Nah, meski begitu, namanya ilmu padi, makin berisi makin merunduk. Nah, beliau tuh terkenal sering pergi berziarah ke berbagai perkuburan. Tujuannya, apalagi kalo bukan inget mati, nyadar diri, etc.
                Suatu malam, waktu beliau dalam perjalanan kembali dari ziarah, seorang pemuda bangsawan mendekat sambil main gambus. Ini anak muda, anak orang kaya alias bangsawan, dan lagi mabok berat.
                Spontan, Abu Yazid ngomong, “Ya Allah, selamatkan kami.”
                Eh, namanya juga orang lagi mabok, mendengar kata-kata Abu Yazid itu, sang anak muda itu kontan meradang. Tanpa ba-bi-bu, dia pukul tuh gambusnya ke kepala Abu Yazid.
                Prakkkk!
                Saking kerasnya, pukulan itu melukai kepala Abu Yazid sampai berdarah. Dan saking kerasnya, gambus itu sendiri sampai patah. Tapi, boro-boro minta maaf. Yah, namanya juga orang mabok, anak muda itu langsung ngeloyor, dan nggak sadar, siapa yang dipukulnya.
                Marahkah Abu Yazid, sang raja sufi itu? Wah, mungkin kalo kita udah manggil orang sekampung buat membalas itu anak muda. Abu Yazid? Boro-boro. Beliau malah usap kepalanya, membersihkan darah yang mengucur, lalu kembali kepada para sahabatnya dan menunggu hingga pagi hari. Waktu pagi, beliau Tanya pada salah seorang sahabatnya.
                “Eh, berapa sih, harga sebuah gambus?”
                “Buat apa? Apa kamu mau jadi musikus?” Tanya sahabatnya keheranan
                “Ada aja,” ujar Abu Yazid sambil tersenyum.
                Tapi akhirnya, sahabatnya itu kasih tahu juga, harganya sekian. AbuYazid manggut-manggut, lalu ia membungkus uang sejumlah itu dengan sehelai pakaian, menambahkan sepotong manisan, dan mengirim kurir pada si pemuda yang mabok dan memukulnya tadi malam!
                Pada kurirnya, Abu Yazid berpesan,
                “Tolong bilang sama anak muda itu, kalo Abui Yazid memohon maaf. Katakana pesan saya seperti ini, ‘ semalam kamu memukul kepalaku dengan gambusmu sampai patah. Terimalah uang ini sebagai ganti rugi, dan belilah gambus baru. Sementara, manisan ini, buat menhibur hati kamu, karena kamu pasti sedih banget, gara-gara gambus kamu patah.”
                Si kuri berangkat, dan ketemulah sama anak muda tajir itu. Pesan Abu Yazidpun disampaikan, dan terang aja si pemuda itu terkaget-kaget dapet balesan kaya’ gitu.         
                Saking malunya, buru-buru anak muda itu dateng ke Abu Yazid, buat minta maaf. Abu Yazid menerima anak muda itu dengan ramah, dan Karena sikap Abu Yazid yang mengesankan, anak muda itu sampai bertobat, dan banyak anak muda lain yang ikut bertobat bareng-bareng sama dia.
                Kisah ini mengesankan banget buat saya. Pertama, meski udah jadi orang alim, nggak ada tuh, sikap Abu Yazid yang merendahkan pemuda itu. Perhatiin deh, do’anya saat ngelihat anak muda itu lagi mabok, “Ya Allah, selamatkanlah kami,” bukannya, “ Selamatkanlah dia,” ini bener-bener sikap yang rendah hati, yang emang seperti itulah perintah Al-Qur’an:
                “Orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya tuhanmu maha luas ampunan-Nya. Dan dia lebih mengetahuimu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.”
                Kedua, kisah ini juga makin menyadarkan saya, kalo kita mau ngajak orang ke jalan kebaikan, tetep aja mesti dengan cara-cara yang manis dan menyenangkan. Nggak ada ceritanya, orang lagi asyik berdosa mau insaf justru di maki-maki, apalagi dicela-cela pribadinya yang sedang berkubang dosa itu.
                Sikap Abu Yazid sebetulnya juga mencontoh sikap Nabi Muhammad SAW, yang akhirnya banyak mengislamkan orang lain lewat perilakunya yang mengesankan, terhadap orang –orang yang semula memusuhinya. Begitchu…….