Senin, 26 Oktober 2009

Cerita Sahabat Muslim 8


Kisah-kisah Seru Tentang Bisyr
Ya, sejak taubat dan deket sama Allah, Bisyr emang dapet banyak banget pencerahan. Misalnya aja, suatu malam, Bisyr datang ke rumah adik perempuannya. Tahu Bisyr mau dating, ia sudah sibuk menyapu dan mengepel rumahnya, lalu menunggu kedatangan Bisyr dengan penuh harap. Eh, tahu-tahu, Bisyr datang seperti orang yang sangat kebingungan.
“Adikku, aku mau naik kea tap, ya?” katanya.
Bisyr lalu naik tangga beberapa langkah. Tapi, belum juga sampe kea tap, dia berhenti dan terus diem aja di sana, sampai esok harinya. Adik Bisyr Cuma bisa heran melihat kelakuan kakaknya itu. Waktu fajar tiba, Bisyr baru turun, dan pergi ke masjid untuk shalat.
            “Kak, ngapain  kamu berdiri kayak gitu sepanjang malam?” Tanya adiknya ketika Bisyr pulang dari masjid.
            Bisyr menjawab,”Saya lagi mikir, ada begitu banyak orang yang namanya Bisyr di Baghdad; ada yang Yahudi, ada yang Kristen, dan ada yang Majusi. Nama saya juga Bisyr, tapi saya mendapat anugerah yang sangat besar, yakni keislaman saya. Nah, saya Tanya sama diri saya sendiri, apa yang membuat Bisyr-Bisyr yang lain nggak menerima anugerah islam, dan apa yang telah saya lakukan sampai-sampai saya mendapatkan anugerah yang begitu besar ini? Saya benar-benar bingung, dan itulah yang membuat saya mematung ditangga rumahmu.”
            Rasa empati Bisyr juga terkenal tinggi sama penderitaaan orang lain. Seorang sufi mengisahkan kalo suatu kali, dia memutuskan menemui Bisyr, ketika cuaca saat itu bene-bener dingin. Eh, dia malah melihat Bisyr nggak pake baju. Terang aja Bisyr menggigil kedinginan.
            Penasaran, sufi itu bertanya,”Abu Nashr, di cuaca dingin seperti ini orang-orang biasanya mengenakan pakaian ekstra, kamu kok, malah mel;epas bajumu?”
            Tahu kagak, apa yang dijawab Bisyr?
            “Ya, saya jadi ingat pada orang-orang miskin. Saya kagak punya uang untuk membantu mereka, jadi saya pengen berbagi rasa dengan mereka.”
            Ya, begitulah pandangan hidup Bisyr. Udah susah aja, dia masih mikirin orang lain. Konon, menjelang ajalnya, Bisyr berbaring di tempat tidur. Eh, seorang lelaki masuk dan mengeluh tentang kejamnya nasib. Tanpa ba-bi-bu lagi, Bisyr memberikan pakaiannya kepada lelaki itu dan ia sendiri mengenakan pakaian pinjaman. Dengan mengenakan baju itulah Bisyr meninggal dunia.
            Bisa jadi, karena hal-hal yang mulia itu, Bisyr juga mendapat anugerah istimewa dari Allah. Tapi sebetulnya, dia nggak suka kalo hal-hal itu disebutin ma orang lain sehingga orang lain tau. Ini lagi-lagi menunjukkan kerendahan hatinya. Ahmad ibnu Ibrahim bercerita, kalo suatu hari Bisyr berkata, “Beri tahu ma’ruf, kalo saya akan menemuinya setelah saya selesai berdo’a.”
            Maka, Ahmad pun menyampaikan pesannya pada Ma’ruf, dan mereka berdua menunggunya. Lama ditunggu, keduanya lalu mendirikan shalat Dzuhur, namun Bisyr belum juga datang. Mereka pun melanjutkan shalar Ashar. Bahkan Bisyr belum juga dating sampai saat mereka mendirikan shalat Maghrib dan Isya.
            “Maha suci Allah,” gumam Ahmad dalam hati, “apa mungkin orang seperti Bisyr mengingkari janji? Ini kagak lazim.”
Mereka berdua terus menunggu, di masjid yang memang terletak di tepi sungai Tigris. Eh, akhirnya dari kejauhan terlihat Bisyr dengan sajadah di tangannya. Nah, waktu ia mencapai sungai Tigris, ia santai aja berjalan di atas air dan mendatangi mereka.
Singkat, ia dan ma’ruf ngobrol sampai fajar. Selesai ngobrol, lalu ia kembali berjalan di atas air. melihat
Seheboh apa pun karomah yang mereka dapat lakukan, umumnya
mereka kagak seneng kalo hal itu diketahui
sama banyak orang. Jadi, kalo ada orang mengaku-ngaku wali, tapi
 kerjanya pamer keajaiban, kita boleh curiga tuh.


Itu, Ahmad serasa limbung saking takjubnya. Ia buru menghampiri Bisyr dan mencium tangan serta kakinya.
“Do’akan saya,” lalu Bisyr berkata,”Jangan kamu ceritakan apa yang kamu lihat kepada siapapun.”
Dan memang, Ahmad kagak pernah menceritakan kejadian tersebut kepada siapapun selama Bisyr masih hidup.
Sepanjang yang saya tahu, seperti itulah sikap para sufi yang soleh. Seheboh apapun karomah yang mereka dapat lakukan, umumnya mereka kagak pernah seneng kalo hal itu diketahui sama banyak orang. Jadi, kalo ada orang yang mengaku-ngaku wali tapi kerjanya pamer keajaiban, kita perlu curiga tuh.
Nah, semua hal-hal itu tentu kagak didapat Bisyr secara gratisan! Semua itu “Cuma” buah dari ketaatan dan sikap-sikap yang mulia juga. Makanya, Bisyr pernah cerita kalo suatu malam ia bermimipi ketemu sama Nabi Muhammad SAW. Dalam mimipi itu, Beliau SAW berkata,
“Bisyr, tahukah kamu mengapa Allah memilihmu dari antara orang-orang sezamanmu dan telah mengangkatmu ke posisi yang tinggi?”
“nggak tahu, wahai Rasulullah,” jawab Bisyr.
“Itu karena engkau mengikuti sunnahku, menghormati orang-prang sholeh,  member nasihat yang baik kepada saudaramu, serta mencintaiku dan ahlul baitku, karena itulah Allah telah menaikkanmu ke maqam para wali.”