Minggu, 15 November 2009

Cerita Sahabat Muslim 21


Keikhlasan Juanid al Baghdadi



            Nama lengkapnya adalah Abul Qasim al Junaid ibnu Muhammad al Khazzaz al Nihawandi, atau dia lebih popular dengan sebutan Junaid al Baghdadi.
            Bapaknya sih, seorang pedagang barang pecah belah, tapi saat yang sama, Junaid juga keponakan dari Sarri as Saqathi, yang juga kondang sebagai sufi besar. Belakangan, Junaid juga memimpin sebuah mazhab sufi yang besar dan berpengaruh. Ia wafat di Baghdad pada tahun 298 H/ 910 M. salah satu keistimewaan Junaid, dia dikenal mempunyai keikhlasan yang luar biasa banget. Kisah ini adalah contohnya.
            Ceritanya, suatu malam seorang pencuri memasuki kamar Junaid. Setelah longok sana longok sini, itu maling ngeliat nggak ada apa-apa di dalam kamar Junaid kecuali sehelai pakaian. Dasar maling, pakaian cuma segitu-gitunya disikat juga! Maka, saat Junaid terbangun besok paginya, dia juga langsung sadar alo pakaian kesayangannya itu udah raib dicuri orang.
            Tapi Junaid santai aja. Tak lama kemudian dia keluar untuk satu keperluan, dan lewat di sebuah pasar. Eh, Junaid lantas melihat, pakaiannya ada di tangan seorang pedagang, yang tengah menawarkannya pada seorang lelaki. Junaid mendekat untuk memastikan. Wah, ternyata bener! Nah, saat dia mendekat itulah, Junaid denger si calon pembeli ngomong gini:
            “Sebelum membelinya, saya pengen kamu menghadirkan seorang untuk bersaksi, kalo pakaian ini emang bener-bener milik kamu.”
            Nah lho! Si pedagang langsung garuk-garuk kepala. Terang aja dia bingung, wong itu baju juga dia dapat dari maling! Istilah sekarang sih, dia emang tukang tadah. Tapi, gimana mau ngaku, coba? Nah, mendengar itu, Junaid langsung mendekat dan berkata,
            “saya siap untuk bersaksi kalo pakaian ini emang bener-bener miliknya.”
            Wah, lelaki itu seneng banget. Apalagi yang bersaksi itu orang soleh macem Junaid! Akhirnya dia jadi membeli pakaian itu. Junaid tersenyum, dan dengan entengnya, diapun pergi.
            Nah, kisah ini Cuma sekedar gambaran kalo diantara ciri-ciri yang sangat kental dari para sufi adalah keikhlasannya dalam berbuat kebajikan. Mungkin contoh Junaid ini rada ekstrim kali ya, kok baju sendiri aja rela dilepas? Tapi hemat saya, esensi perbuatan Junaid adalah keikhlasannya berbuat baik pada orang lain, meski kelihatannya itu merugikan diri sendiri.
            Dan, kalo aja diantara kita udah punya sifat kayak gini, seneng berbuat baik dengan ikhlasan karena Allah, ya jangan heran kalo Allah SWT akhirnya jadi sayang sama yang bersangkutan, karena: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan….” Gitu berulang-ulang dibilang dalam Al-Qur’an.
            Dan, ini janji Al Qur’an juga nih: “Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (maksudnya kebaikan), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat bagi dirinya sendiri…” (17:15)
            Bahkan, “Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh yang lebih baik dari padanya,” (27:89)
            Guys, yakin deh, meski nggak ada yang tahu kita lagi berbuat baik, Allah SWT pasti tahu, dan pasti Allah SWT bakal bales. Kalo nggak yakin, jalanin aja dan nantinya kejutan demi kejutan dalam hidup kamu!
            Hayo, siapa yang pengen dicintai sama Allah?