Kamis, 22 Oktober 2009

Cerita Sahabat Muslim 5


Putra ABU Amir Al-Makky



Abu Amir al Maki dikenal sebagai seorang sufi. Agak beda dengan sufi-sufi lainnya, yang biasanya jarang menyebut-nyebut istri, Abu Amir terkenal kesalehannya bareng istrinya.
Mereka tinggal di Mekkah. Kesalehan dan kebaikan hati mereka berdua sangat terkenal, sehingga mereka sangat dihormati oleh tetangga-tetangga mereka. Apalagi, Abu Amr juga dikenal sebagai ahli ilmu agama dan rajin mengajarkannya kepada semua orang. Yah…jadi para tetangga lebih hormat deh ma beliau.
Nah, Abu Amir ini memiliki seorang putra yang masih balita. Namanya juga anak anak orang sholeh, sejak kecil anak itu sudah diajarkan untuk selalu mengingat Allah SWT. Cuma, cara pengajarannya yang dilakukan oleh Abu Amir dan istrinya itu sedikit unik. Salah satunya adalah waktu makan tiba.
Setiap kali anak mereka minta makan, maka Abu Amir menyuruh sang anak untuk pergi ke jendela dan berdo’a minta apa yang kira-kira ia pengen makan.
Namanya juga anak-anak, maka do’anya kagak repot-repot amat. Jadi, anak itu biasanya bakal nyebutin roti kesukaannya. “Ya Allah, beri aku roti….”
Nah, saat anaknya berdo’a itulah, Abu Amir dan istrinya sibuk menyiapkan makanan yang diminta oleh sang anak tersebut. Ketika siap, baru kemudian mereka memanggil sang anak.
“Nah anakku, lihat…..Allah telah mengabulkan do’a kamu, sayang!”.
Begitulah, setiap hari beliau mendidik anaknya tersebut. Sampai suatu saat, Abu Amir dan istrinya harus keluar rumah untuk suatu keperluan. Setelah sang anak ditidurkan, mereka berdua kemudian pergi. Sayangnya perhitungan mereka sedikit meleset. Semula mereka fikir pergi nggak bakal lama. Tapi, wah, urusan diluar itu malah semakin panjang dan akibatnya mereka baru bisa kembali ke rumah saat dzuhur hamper tiba.
Pada saat itu Abu Amir dan istrinya ingat bahwa anak mereka belum makan. Dan yang lebih merisaukan lagi, makanan itu belum mereka siapkan. Sambil bergegas separuh panic, mereka buru-buru kembali ke rumah.
Tapi…….
Alangkah kagetnya mereka ketika tiba di rumah. Semula mereka membayangkan putra mereka sedang menangis karena lapar dan haus. Namun yang mereka temukan, si anak sedang duduk tenang-tenang di ruang tengah, sambil mulutnya mengunyah roti dan makanan lainnya, yang biasa mereka hidangkan.
Terheran-heran, dengan hati-hati mereka bertanya pada si anak
“Anakku sayang, siapa yang member semua makanan ini semua padamu?”
“Lho…..aku kan tinggal minta sama Dia yang memberiku roti setiap hari,” jawabnya tenang dan lugu.
Mendengar hal itu, sadarlah Abu Amir dan istrinya, bahwa anaknya sudah mengenal Allah SWT.
Jadi kalo kita ingin Allah dekat sama kita, gantungkan saja harapan hanya kepada-Nya. Insya Allah, akan banyak hal-hal luar biasa yang bakal menghampiri keseharian kita.
Kagak percaya?coba aja!

Sumber: Teguh Iman Perdana dalam bukunya Remaja bau sorga.