Jumat, 04 Desember 2009

SELAMAT HARI IBU....



MENJELANG HARI IBU
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada leduanya “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia
(QS. Al-Isra’ :23-24)
FENOMENA MENYURUTNYA PERANAN ORANG TUA

Allah SWT berfirman :
“Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika seseorang diantara keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, “wahai Tuhanku, kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al Isra’: 23-24)

            Seorang muslim yang di karuniai kecerdasan, meskipun sedikit, akan terkesima saat menyadari bahwa Allah SWT tidak mempertalikan amal ibadah lain dalam islam, seperti ketika Dia mempertalikan kepatuhan kepada kedua orang tua dengan ketaatan kepada Allah. Dalam pertalian tersebut, terdapat isyarat yang samar, bahwa seorang yang beriman, yang berbakti kepada orang tua, sesuai dengan kedudukan orang tua yang menjadi penyebab keberadaan dirinya dalam kehidupan ini, selayaknya lebih berbakti dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Karena pada hakikatnya, Allah SWT yang menghadirkan dirinya dan kedua orang tuanya dalam kehidupan ini.
            Betapa kita amat membutuhkan sesuatu yang mampu membangkitkan nurani ini dari keterlelapan, sehingga kita sadar terhadap hak-hak orang tua yang harus di hormati dan dijunjung tinggi dengan sungguh-sungguh.
            Banyak para cerdik-pandai yang telah mengangkat tema ini, baik dalam ceramah, tulisan, film atau dalam bentuk syair. Pada awalnya, saya merasa tidak perlu lagi membahas tema serupa, karena sudah banyak penulis yang mengulas persoalan ini. Namun, saya akan mencoba mendekati permasalahan ini dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari aspek “menyurutnya peranan orang tua”

KITA DAN ORANG TUA

            Ayah dan ibu adalah asal usul adanya umat manusia. Keduanya memberikan yang terbaik kepada anak. Ayah member nafkah, sedangkan ibu melahirkan dan mencurahkan kasih sayang. Allah SWT telah menciptakan dan mewujudkan manusia, kemudian orang tualah yang melahirkan dan mendidiknya.
            Abdullah bin Abbas ra, sahabat besar yang berjuluk Tarjuman al Qur’an (penerjemah Al Qur’an), mengatakan, “ada tiga ayat yang selalu dipadukan dengan tiga ayat yang lainnya dan masing-masing selalu disebutkan bersama dengan ayat pasangannya.
1.      Firman Allah SWT,
Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul…
                                                                  (at-Taghabun [64]: 12
Siapa yang taat kepada Allah tetapi tidak taat kepada Rasul, maka taatnya tidak akan diterima.
2.      Firman Allah SWT,
Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat…..(QS. Al-Baqarah[2]: 43)]
Siapa yang hanya melaksanakan shalat tanpa menunaikan kewajiban zakat, niscaya ibadah shalatnya tidak akan diterima.
3.      Firman Allah SWT,
….Bersyukurlah kepada-Ku dan kedua ibu bapakmu…..(QS. Luqman [31]: 14)
Siapa yang bersyukur kepada Allah namun tidak bersyukur kepada orang tua, maka syukurnya tidak akan diterima.

Oleh sebab itu, al Qur’an acapkali mengulang wasiatnya, berupa kewajiban setiap insane untuk berbakti dan berbuat baik kepada orang tua. Selain itu, al Qur’an memperingatkan agar jangan sampai seseorang berbuat durhaka atau berprilaku buruk pada keduanya, dengan cara apapun. Allah SWT berfirman,

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapakmu…. (an-Nisa [4]: 36)
Dan kami mewajibkan mannusia (berbuat) kebaikan kepada kedua ibu bapaknya….(al-Ankabut [29]: 8)
Ayat-ayat di atas menjelaskan penghargaan dan keutamaan orangtua dibandingkan dengan anak-anak mereka, terutama ibu. Ibulah yang merasakan penderitaan, rasa lelah, berat, menahan segala beban. Hal ini dialami oleh setiap wanita hamil. Ketika proses melahirkan, sang ibu berada dalam keadaan antara hidup dan mati, yang deritanya hanya bisa dirasakan oleh kaum wanita.
Dalam sunnah Rasulullah terdapat keterangan yang menegaskan kewajiban dan perintah berbakti kepada kedua orangtua serta larangan berbuat durhaka kepada keduanya.
Abdullah bin Amru bin al Ash menuturkan, “ seseorang datang menghadap Rasulullah seraya berkata, “aku datang, berjanji setia kepadamu untuk melakukan hijrah (pndah ke madinah), tetapi ayah dan ibuku menangisi kepergianku. Rasulullah bersabda, “ kembalilah kepada mereka, buatlah mereka tertawa sebagaimana engkau telah membuat mereka menagis.” (HR. para ahli hadits selain at-Tirmidzi)
Dalam al-Musnad, Imam Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Mu’awiyah bin Jahimah as Sulami, ia mengatakan bahwa ia meminta izin agar diperkenankan untuk ikut serta dalam berjihad bersama Rasulullah. Akan tetapi rasulullah memerintahkan dia untuk kembali mendampingi ibunya. Lantaran Mu’awiyah bersikeras ikut jihad, rasulullah bersabda kepadanya, “Rugilah kau, jangan engkau tinggalkan kedua kaki ibumu. Di sanalah surga berada.”
Dari cerita di atas dapatlah kita simpulkan, bahwa betapa kita harus menghormati orang tua, menyayangi dan selalu menjaganya dikala dia membutuhkan kita. Rasulullah sendiri melarang sahabatnya untuk berhijrah untuk berjihad kepada beliau, padahal sahabat memiliki perbuatan yang baik untuk membantu beliau, tapi karena orangtua dari para sahabatnya tidak meridhoi para sahabat, maka rasulullah melarang mereka untuk membantu beliau.
Kita lihat keadaan sekarang, dimana anak-anak tega melawan, menghardik orangtua mereka sendiri sehingga kedua orangtua mereka takut dengan anak-anaknya, Masya Allah.
Apalagi bila anak-anaknya menginjak remaja, yang mana sekarang para remaja bisa menentukan jalan hidup mereka, sesuka hati mereka tanpa adanya keridhoan dari orangtua mereka yang mengakibatkan para remaja sekarang terjerumus dalam dunia kegelapan, memakai narkoba, terlibat sex bebas dan lain sebagainya. Kita lihat di sekeliling kita, anak-anak masih terbilang SD sudah mengenal apa itu rokok, hingga merekapun telah bertindak seperti halnya orang dewasa.
Wahai, sahabat-sahabatku yang telah lupa akan dirinya sendiri, kembalilah kerumahmu, peluklah ibumu, sayangilah mereka, sayangilah keluargamu, sayangilah dirimu, ingatlah akan dirimu, dimana ibumu telah membesarkanmu dari kamu belum bisa melihat dunia, belum bisa menelan makanan, belum bisa berjalan, belum bisa mengenakan pakaian, hingga kamu dewasa seperti ini kedua orangtuamu selalu sabar dalam menjagamu, ingatlah itu. Tapi mengapa setelah kamu dewasa, kamu tega meninggalkan ibumu, melawan orangtuamu.
Kembalilah kepelukan ibumu…………..kembalilah kepada keluargamu…..

Ingatlah kisah dimana seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, “wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak kuperlakukan dengan baik? Rasulullah benjawab, “IBUMU
Sahabat bertanya lagi, dan Rasulullah pun menjawab, “ibumu”, kemudian siapa ya rasulullah? Rasulullah menjawab lagi, “IBUMU”, sahabatpun bertanya lagi, lalu siapa? Rasulullah mengatakan, “Ayahmu”. Hadits ini mengandung pengetian bahwa kebaikan ibu, tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan kebaikan seorang ayah. Lantaran penderitaan besar yang dialami oleh seorang ibu saat mengandung. Inilah keistimewaan yang hanya  dimiliki oleh seorang ibu. Kemudian bersama seorang ayah, ibu mendidik dan membesarkan anaknya.