Kamis, 29 Oktober 2009

Cerita Sahabat Muslim 10


Kisah Seru Habib & Hasan Al Basyri

            Dalam bersikap dan meyakini pertolongan Allah, Habib boleh dibilang polos banget. Suatu hari, tentara Al Hallaj mencari-cari dan mengejar Hasan Al Bashri. Al Hallaj ini seorang panglima perang kerajaan, yang terkenal kejam sama lawan-lawan politik Sulthan. Waktu itu, bisa dibilang Hasan Al Bashri termasuk ulama yang vocal kalo udah ngomong soal ‘amar ma’ruf nahy munkar’. Pihak istana mulai terasa gerah dengan omongan-omongannya, sehingga beliau dianggap pihak yang perlu ‘diamankan’.
            Nah, saat dikejar-kejar itu, Hasan Al Bashri sampai ditempat Habib biasa menyepi untuk beribadah. Beliau piker, karena Habib asalah muridnya, maka dia pasti bakal melindunginya dari kejaran tentara Al Hallaj. Maka, tanpa ba-bi-bu lagi, ia langsung masuk dalam pondokan Habib dan bersembunyi di sana. Melihat itu, Habib diem aja.
            Bener aja. Nggak lama kemudian, rombongan tentara al Hllaj sampai juga di tempat itu.
            “Hei, apakah kamu lihat Hasan Al Bashri lewat sini?”
Tanya komandan pasukan garang.
            “Aku nggak tahu. Silakan aja kalian periksa sendiri,”
Jawab Habib enteng.
            Tentara-tentara itu segera menggeledah tempat Habib berteduh. Hasan al Bashri yang mendengar jawaban Habib, kontan tercekat. Duh, kelewatan nih, si Habib. Bisa langsung kena jarring deh, gue! Gitu kali ya, di pikiran Hasan waktu itu. Tapi anehnya, seperti yang Hasan akui di kemudian hari, “Berkali-kali tentara Hallaj menyentuh tubuhku, tapi tak seorangpun yang sepertinya melihatku.”
            Akhirnya, tentara al Hallaj pergi. Merasa situasi sudah aman terkendali, Hasan pelan-pelan keluar dan menemui Habib, yang masih duduk tenang-tenang dan tersenyum melihatnya. Hasan tetap aja nggak bisa menyembunyikan rasa dongkolnya.
            “Habib, kamu bener-bener murid yang nggak tahu diri. Bukannya kamu melindungi saya, eh, kamu malah menyuruh tentara-tentara itu masuk,”ujarnya separuh kesal.
            “Guru,”jawab Habib sambil mesem, “Kalo tadi saya berbohong, niscaya mereka dengan gampangnya menemui kamu. Tapi disaat mereka masuk tadi, aku berdo’a, ya Allah, lindungilah Hasan. Dan ternyata, do’aku dikabulkan.”
            Disaat yang lain, Habib mendapat hadiah mantel bulu yang bagus, dan Hasan tahu itu. Suatu hari, saat Hasan al Bashri lewat di sebuah pemandian yang ada di tepi sungai Tigris, dia kaget melihat mantel bulu bagus milik Habib itu, tergeletak begitu saja.
            “Dasar Habib orang Barbar,”gerutu Hasan dalam hati,
“Mantel bulu maha;l seperti ini seenaknya aja di tinggal mandi.”
            Khawati kalo mantel milik muridnya hilang disikat maling, Hasan memutuskan menunggu sambil menjaga mantel itu. Saat Habib keluar dari pemandian, wajahnya langsung sumringah melihat Hasan.
            “Wahai imam kaum muslimin, apa yang kau lakukan di sini?”
            “Habib, lain kali, berhati-hatilah dengan barang milikmu sendiri. Ini barang mahal,”sahut Hasan separu sebel, melihat wajah Habib yang seakan nggak berdosa sebab sudah bikin dia nungguin mantelnya selama itu.
            “Oh, kutitipkan mantel itu sama Allah, dan kemudian Allah mengirimkan kamu untuk menjaganya.”